WELCOME :D

haii..
ini sebenarnya gak jelas abis isinya.
tapi ya sudahlah..
silahkan kalo mau mampir. tapi jangan lupa tinggalkan jejak.
:)

Selasa, 22 Februari 2011

Predestination Part 3

PART 3

Tersenyum bukan selalu simbol kebahagiaan
Kadang senyum dapat sedikit menutup kegelisahan yg terpancar


***

Shilla terburu-buru memasuki ruangan kelasnya. Sedikit bernafas lega karena tepat dipapan tulis ada bacaan tugas untuk jam ke 1-2. Yang berarti tidak ada pengajar yang masuk di jam pertama ini.

Shilla segera menghampiri ify yang sedang asyik dengan tugas dan hapenya, sampai-sampai tidak sadar kehadiran Shilla. Merasa tidak diperhatikan, shilla segera duduk sambil menghadap ify, sedikit tersentak ify menoleh dan menyeringai
“hai shill. Ciee yang baru jadian” ify sumringah
“hhehe, rio udah cerita ya fy. Iya nih. Aku nggak nyangka kalau bakal sama rio gini” kata shilla yang sangat ceria pagi ini
“iya dong. PEJE yaa ntar istirahat. Rio setuju kok”
“sip. Itu mah gampang” kata shilla terkekeh

“eeh, kenapa nggak sekarang aja. Guru2 kan pada sibuk nyiapin MGMP apa gitu lupa. Trus kelas alvin juga gak belajar. Ke kantin yuk. Laperrr” ify nyerocos seenaknya
“ya udah ayoo. Kita langsung ke kantin atau nyamperin mereka dulu?” tanya shilla
“tuh mereka nongkrong didepan kelas”kata ify menunjuk keluar jendela sambil beranjak
“ya udah kita kesana aja yuk”shilla pun ikut bergegas keluar kelas


***


Kantin terlihat tidak begitu ramai, shilla, ify, rio, dan alvin segera mengambil meja yang terletak mengarah ke lapangan bola
Sejak duduk tadi, alvin fokus memandang ke lapangan bola yang sudah ramai oleh anak-anak seangkatannya.

“vin, kamu kenapa?” tanya ify
“apa?” alvin tidak mendengarkan omongan ify
“kamu kenapa? Kok nyuekin aku” kata ify manyun, rio dan shilla hanya terkekeh
“oh nggak kok. Itu, aku liatin mereka main bola. Aku kesana yaa, mau ikut main juga” alvin ingin beranjak, tapi tiba2 ify menarik tangannya
Alvin mengangkat alisnya, “kenapa?”
“kamu gak boleh kesana. Masa kamu tega sama aku? Kamu nyuruh aku jadi obat nyamuk disini liatin rio sama shilla apa. Entar aja kamu mainnya. Pliss” ify memelas
Alvin menghela nafas panjang dan kembali duduk disamping ify
“ya udah, aku enggak jadi ikut gabung kesana” kata alvin
“makasih” ify menyeringai

Rio sedikit cemas dengan posisi ini. Sebelum rio berucap, alvin beranjak ke arah toilet


“fy, coba dewasa dikit kenapa sih lo. Gw temen alvin dan gw tau gimana alvin. Dia paling nggak suka cewek yang ngatur2 dia, apalagi masalah hobby nya. Ngalah kenapa sih lo kali ini. Kemarin kan alvin udah mau ngalah ngajak lo jalan” rio menasehati dengan gayanya sendiri
“tapi kan ntar gw jadi obat nyamuk disini. Males” kata ify tetep nyolot
“gak juga kali fy. Kita ttp ngajak lo ngomong kok” kata shilla
“kok lo belain rio sih shill” ify tambah manyun
“fy, aku nggak maksud mau belain rio, tapi emang kali ini kamu yang salah” kata shilla
“iya deh. Aku minta ma’af” kata ify pada akhirnya.
“minta ma’af itu sama alvin. Noh orangnya” kata rio

Tidak berapa lama alvin telah duduk disamping ify lagi. Sedikit ragu ify mencolek lengan alvin

“vin, ma’afin aku yaa rada egois. Sekarang kalau kamu mau main bola disana main aja. Aku nggak kenapa2 kok” kata ify memandang alvin
“nggak ah. Udah males” kata alvin
“kamu marah ya sama aku? Ify bertanya hati2
Alvin menggeleng sembari tersenyum
“serius?”kata ify
“2 rius sayang” alvin mencoba tersenyum

“eh ya udah, aku bayar dulu yaa” kata rio beranjak
“eh yo, nggak usah, udah aku bayar kok tadi” kata shilla mencegah
“loh? Kok kamu yg bayar sih shill?” rio sedikit emosi
“ya nggak kenapa2 kan, sekarang kan aku pacar kamu” kata shilla
“iya tau. Tapi kan disini yang cowok aku, jadi seharusnya aku yang bayar” kata rio panjang lebar
“gak papa, biasa aja kali yo” kata shilla
Rio hanya tersenyum hambar, inikah yang dimaksud gabriel waktu itu?

Mereka kembali ke kelasnya

***

“eh fy, lo dimana?” tanya rio ketika telponnya diangkat oleh ify
“dirumah. Kenapa?” tanya ify balik
“ada yg mau gw tanyain nih. Gw ke rumah lo yaa”kata rio
“iya, biasanya juga gak pake ngomong dulu”kata ify kemudian menutup telpon
Rio yang baru ingin berbicara kaget. “ dasar nih anak, kebiasaan nutup telpon sembarangan” rio berjalan ke rumah ify yang terletak tidak jauh dari rumahnya

“fy, ada rio nih” teriak mamanya ify
“iyaa, suruh ke atas aja mam” ify berteriak dari ruang tv dilantai 2
“tuh yo, denger sendiri kan, disuruh keatas aja kamu” mama ify ganti berbicara dengan rio
“iya mi. Rio ke atas ya” pamit rio sambil menaiki anak tangga menuju lantai 2
“iya”

Rio melihat ify yang sedang fokus dengan laptop nya
“fy, ngapain lo?”tanya rio sembari melihat kelayar laptop ify
“chating, sama alvin”kata ify lengkap
“ya ellah, jaman yaa chat di laptop kayak gini”kata rio
“trus maksud lo?”ify mulai paham maksud pembicaraan rio
“ya pake BBM lah, makanya gw suruh ganti BB lo kagak mau” kata rio
“gw setia ama iphone yee. Btw, ngapain lo kesini?”tanya ify
“oh iya, hampir lupa”kata rio menepuk jidatnya.
“dasar pikun” ify nyelutuk yang langsung dilempar rio bantal
“gini, tentang shilla” kata rio
“kenapa? Lo mau ngasih dia kado? Perasaan ultah dia masih lama deh”kata ify asal nebak
“iyalah. Lebih deketan ultah gw malah. Kado jangan lupa ya fy” kata rio malah ikutan gak jelas
“iya seribu do’a ntar deh”kata ify
“sial. Tapi bener ya seribu?”
“eh gak jadi deh. Ntar cape kalo seribu. Satu do’a aja deh buat lo” kata ify
“buset nih anak, perhitungan abis. Dengerin gw cerita dulu kenapa sih fy?” kata rio gemes
“iya, ayo cerita”

“gini loh, gw rada gak suka sama sikap shilla yang gimana yaa? Itu loh, waktu di kantin tadi, dia yang bayarin, lo liat sendiri kan” kata rio serba gak enak ngomongnya gimana
“iyaa. Tapi bukannya malah baik ya yo. Dibayarin? Itu mah irit ongkos”kata ify mengambil sisi positifnya
“tapi fy, harga diri sebagai cowok yang gak ngebolehin itu. Gw gak suka, seakan akan gw cowoknya gak mampu bayar”kata rio lagi
“bukan gitu maksud shilla. Lo tau kan shilla anak orang kaya raya bahkan, nah dia biasa kalau bayar2in gitu. Jadi dia gak ada maksud buat nginjak2 elo rio”ify gemes
“iya tau. Tapi tetep aja gw gak suka sikap dia yang kayak gitu”kata rio
“ah elo, sama gw aja biasanya jalan nyuruh gw yg bayarin, lah sama shilla gak mau dibayarin”kata ify
“kan beda fy, lo sahabat gw, sedangkan shilla kan pacar”
“iya tuan. Udah ah, chat gw jadi mandeg kan gara2 dengerin curhatan lo” kata ify mulai fokus ke laptopnya lagi
“ah elo. Remote tv nya mana nih?” rio mencari2
“diatas tv itu. Ambil sendiri”ify masih fokus ke layar laptop, sedangkan rio kini asyik meihat tv
“eh gimana alvin menurut lo setelah pacaran?” rio memulai pembicaraan lagi
“baik, tapi kadang kurang perhatian. Trus lumayan tertutup. Gw susah ngorek info dia”kata ify mikir
“itu mah emang kayak gitu. Tapi satu yang perlu lo tau, alvin gak pernah bisa akur sama mantan2nya. Entah kenapa dia selalu membangun dinding pembatas kalau udah putus ama ceweknya, dan gw harap lo bisa jaga hubungan lo baik2, jangan sampai egois elo malah ngerusaknya” ceramah rio

“iya, makasih ya yo” kata ify tersenyum senang. Inilah sisi rio yang kadang bisa sangat terlihat dewasa seperti kakaknya sendiri. Sifat yang selalu ify suka, selalu membuat ify tenang, entah kenapa ify menganggumi sifat rio seperti ini, secara tak sadar, secara diam-diam.
Bahkan dia sendiri tak sadar. Entah kenapa ada sedikit getaran yang menjalar di tubuhnya. Rasa ketika pertama kali bertemu dengan alvin entah kenapa muncul kembali. Tapi disini hanya ada rio. Tidak mungkin kan getaran itu untuk rio. Ify menggeleng-gelengkan kepalanya.

Membuang pikiran yang mulai mengacaukan otaknya. Bahkan otaknya tidak dapat mencerna dengan baik getaran itu. Tidak mungkin dia mulai merasakan hal berbeda untuk rio, setelah dari kecil bersama kah? Kalau pun iya, kenapa baru sekarang rasa itu muncul? Pasti hanya pikirannya saja yang sedang kacau sekarang.
Ify terkekeh sendiri sembari memandang rio yang sedang fokus melihat siaran pertandingan basket. Nice! Entah kenapa kata2 itu yang keluar dari mulut ify ketika memandang rio.
Mungkin hanya sebuah pendapat sesaat. Tidak usah terlalu dipikirkan. Ify mengatakan kata2 itu pada dirinya sendiri. Sekedar untuk meyakinkan hatinya bahwa tidak ada perasaan apa-apa untuk rio.


Karena rasa itu hadir tanpa kau sadari
Karena rasa itu menelusup tanpa kau kehendaki
Karena rasa itu datang tanpa kau harapi
Karena rasa itu yang kadang tak pernah kau mengerti


***

Huaaaa, nambah kacau.
pendek yaa.
leave comment terserah mau dimana
disini boleh, twitter boleh, fb boleh

twitter: @dedejz
fb: dewi juwita susanti

:)

1 komentar:

  1. Lanjut kak,, Jangan sampe abis Ify putus sama Alvin mereka jadi kayak Alvin sama mantan matannya.. Rio cepet nyadar donk kalo dia suka sama Ify jadi mereka bisa jadian,, Alvin sama Shilla aja,, cepet lanjut dan panjangin yahh kak...

    BalasHapus