WELCOME :D

haii..
ini sebenarnya gak jelas abis isinya.
tapi ya sudahlah..
silahkan kalo mau mampir. tapi jangan lupa tinggalkan jejak.
:)

Senin, 21 Maret 2011

Predestination Part 4

PART 4

Saat kau mulai menyadari
Saat itu pula kau sadar tidak dapat memiliki


“vin, sore ini kamu kemana?”tanya ify ketika sedang bersama alvin saat jam istirahat
“kenapa? Kayaknya nggak kemana2” alvin memandang ify
“nggak papa, nanya doang” ify tersenyum
“ooh, kirain mau ngajak jalan”kata alvin tersenyum miring
Ify merasa alvin bisa membaca pikirannya, atau kah dia yang terlalu naif untuk pura2 tidak bermaksud mengajak alvin untuk menemaninya sore ini
“ih, nggak kok”kata ify menunduk, menyembunyikan guratan merah karena alvin mulai menggodanya


“kenapa nunduk gitu coba?” alvin mengangkat wajah ify untuk memandangnya
“ih alvin apaan sih”ify memalingkan wajahnya lagi
“aku suka kalau ngeliat kamu kayak gini, entahlah. Menurutku muka kamu yang malu2 gini bikin kamu tambah cantik”kata alvin serius membuat ify mau tak mau jadi memandang alvin
“gombal ya?”tanya ify polos
“aku serius alyssa saufika umari”kata alvin yang jaraknya kini hanya beberapa centi dari wajah ify
“iya, percaya kok”ify menjauhkan mukanya, sekedar ingin menetralisirkan jantungnya yang mulai tidak karuan karena ini, sekedar untuk mengurangi semburat merah diwajahnya



“widih, mesra amet lo berdua”kata rio datang dari belakang
“eh, sejak kapan lo disana?”kata ify menatap rio sinis
“sejak kapan ya? Pokoknya gw tadi berasa liat drama”kata rio terkekeh
“eh shilla mana?” tanya ify mengalihkan pembicaraan, dia tidak ingin nantinya malah digoda rio dan alvin
“nggak tau, tadi katanya mau ke perpus. Ada tugas. Lo nggak fy?”tanya rio balik
Ify berpikir sejenak dan kemudian berdiri dari bangku taman, “iya gw lupa. Thanks ya yo ingatannya. Vin, aku ke perpus dulu ya”kata ify pamit
Alvin mengangguk sambil tersenyum,” hati2, nggak usah kayak dikejar setan gitu”kata alvin yang tetap saja menggoda ify
“ih alvin mah”ify manyun dan kemudian berbalik menuju perpus yang terletak dilantai 2


“lo abis dari mana yo?”tanya alvin ketika ify telah hilang dari penglihatannya
“abis dari kantin. Ngisi ini perut”kata rio
“nggak sama shilla?”tanya alvin
“nggak ah, ntar gw dibayarin lagi”kata rio terkekeh
“dasar lo. Btw, lo cuek abis ya sama shilla?”tanya alvin heran
“ohya? Emang gitu ya?”rio malah balik nanya
“iya, kayaknya” alvin agak ragu menjawabnya
“ya emang gini cara pacaran gw vin. Eh tadi gw di kabarin pak Duta kalau mau ada lomba basket SMA tingkat nasional. Dan lo tau apa? Gw dimasukin team inti” rio sumringah menceritakan itu pada alvin
“wetss, keren lo. Selamat yaa. Sukses lah. Emang lomba nya kapan?”tanya alvin balik
“2 bulan lg. Makannya itu mesti matengin persiapan. Kata Pak Duta sih mulai senin depan latihan tiap hari”kata rio lagi
“weh, okelah. Ntar waktu tanding gw pasti nonton”kata alvin
“sip bro.wajib itu”kata rio
“udh ah, cabut yuk. Kayak orang pacaran tau gak duduk2 dibangku taman berduaan gini”kata alvin yang menyadari tatapan geli dari teman2nya
“ih najis. Iya ya, gw baru nyadar. Yuk”rio beranjak menuju kelas, diikuti alvin

***

When hope growing again
Its make end of your happiness..



“shil, sore ini kamu mau kemana?”tanya ify
“mau jalan sama rio fy. Kenpa emangnya?”
“emm, mau ngajak lo ke toko buku”kata ify
“yah besok aja gimana? Atau nggak lo ajak alvin aja minta temenin”kata shilla lagi
“tadi sih rencananya iyaa. Tapi baru nanya dia sore ini sibuk apa nggak, eh udah digodain dikira mau ngajak dia jalan”kata ify cerita sambil manyun
“loh? Kan emang kamu mau ngajak dia jalan. Jangan jaim dong fy”kata shilla menasehati

“you know me so well? I’ve a high image since past”kata ify menyesali sifatnya yang satu ini
“makanya dirubah sayang. Kalau nggak ntar sore kamu samperin dia aja dirumah. Ajak dadakan, bilang aja aku gak bisa nemenin padahal udah janjian”shilla nyari ide
“nope, pergi sendiri aja deh”
“coba aja. Toh kata kamu alvin nggak sibuk kan sore ini? Oke hun” shilla lagi2 sedikit memaksa
“ya ya ya” ify mengangguk pasrah




Seperti yang dianjurkan shilla tadi siang, ify bergegas menuju ke rumah alvin sore ini, sekedar untuk bertemu dan mengajaknya ke toko buku
Sebelum sampai di rumah alvin, Ify melewati lapangan komplek, disana tanpa sengaja dia melihat alvin sedang bermain bola bersama teman2nya, Sepertinya pertandingan.

“vin” teriak ify dari pinggir lapangan, tapi sepertinya alvin sedang serius dan tidak menghiraukan ify.
Merasa tidak diperhatikan, ify terus saja memanggil. Cukup lelah berteriak dipinggir lapangan, ify memutuskan untuk duduk sambil menunggu alvin dengan wajah yang terlanjur merengut

Ketika peluit dibunyikan, menandakan babak pertama usai, alvin dan teman2nya ke pinggir lapangan.
“vin, tuh cewek kayaknya dari tadi nyari lo deh” salah satu teman se team alvin menunjuk ke arah bangku penonton
“hah ify? Ngapain dia? Udah lama?” alvin bergumam sendiri
“udah kali. Keasikan main sih lo. Kayaknya ada perlu penting tuh” kata temannya lagi
“ya udah, gw samperin dia bentar ya” pamit alvin sambil menepuk bahu temannya itu


“hey fy, kamu ngapain kesini?”tanya alvin to the point
“udah kelar mainnya? Temenin aku yuk ke toko buku” ify menarik tangan alvin
“eh, aku gak bisa fy”
“kenapa?”
“aku mesti tanding. Masa iya aku ninggalin gitu aja, aku kapten disini” kata alvin memberi pengertian
“vin, emang bola segitu pentingnya ya buat kamu? Aku Cuma minta temenin ke toko buku doang. Plis dong vin” ify mulai emosi
“gak gitu. Aku udah duluan janjian ama temen2 tanding bola. Lagipula kamu kan tadi di sekolah bilang nggak mau jalan sore ini. Kenapa jadi kamu yg plin plan” alvin menjawab ketus
“oh jadi kamu nyalahin aku? Ya udah” kata ify yang sekarang tidak bisa sama sekali mengontrol emosinya
“aku nggak nyalahin. Emang kamu kan yg salah” alvin yg memang sudah menyimpan kejengkelannya karena ribut hal ini pun akhirnya emosi
“oke. Kayaknya bola emang selalu lebih penting buat lo. Kita udahan aja. Thanks buat waktu lo selama ini” ify beranjak

“ya. Terserah lo” alvin pun kembali bergabung dengan teman2nnya



Ify berjalan menuju kamarnya, entah seperti mimpi akhirnya hubungannya dengan alvin berakhir. Dan sepertinya karena keegoisannya.
Ify bukan gadis cengeng yang menumpahkan kesedihannya dengan air mata. Dia hanya perlu teman untuk berbagi kali ini.

Dan disaat seperti ini, dia sangat membutuhkan rio untuk mendengarkan ceritanya. Tapi dia mengurungkan niatnya untuk menelpon rio karena ia tau sekarang rio sedang bersama shilla. Bukankah tidak etis dia menelpon kemudian menyuruh rio pulang dan menghiburnya.
Entah kenapa dia tidak bisa egois apabila berhubungan dengan rio.
Ify memejamkan matanya, berharap dengan tidur perasaannya jauh lebih baik.



Forget memories maybe not the solution
But, remember it doesnt mean you hope it happen again..

1 komentar:

  1. Kereeen banget kak,,
    Lanjuuut lanjuuut...

    Makin WOW Pokoknya TOPBGT!!

    BalasHapus