WELCOME :D

haii..
ini sebenarnya gak jelas abis isinya.
tapi ya sudahlah..
silahkan kalo mau mampir. tapi jangan lupa tinggalkan jejak.
:)

Sabtu, 26 November 2011

Tak Seperti Dia (cerpen)

Coba pikirkan, sekali lagi
Sebelum kau tinggalkan dia…


“fy gue beneran sayang sama lo. Kenapa sih lo gak pernah bisa percaya sama gue?” kata-kata rio tadi, diparkiran sekolah benar-benar masih terngiang jelas ditelingaku

Entahlah aku harusnya bagaimana, aku hanya menatapnya sebentar dan pergi dengan menuntun sepedaku

Jujur saja aku juga sangat menyukai nya dari awal masuk sekolah ini. sejak dulu, sejak dia belum seterkenal sekarang di antero sekolah, sejak dia belum penuh wibawa dan charisma, sejak sahabatku bahkan belum menyukai dia.

Ya, kata-kata terakhir tadi, sahabatku menyukai nya. Hey bahkan mereka berdua sudah terlihat seperti sepasang kekasih 3 bulan terakhir ini. Lalu untuk apa dia mengatakan kata-kata tadi.

Aku benar-benar tidak habis pikir.
Tapi tidak kupungkiri bahkan ada sedikit euphoria kebahagiaan dihatiku, dia menyukaiku. Hey Bukankah berarti perasaanku tidak bertepuk sebelah tangan? Walaupun aku tidak tau dia berkata tulus apa tidak.
‘Ah sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan’ sugesti yang selalu kuucapkan mengenai hal-hal yang bekaitan dengannya. Hanya untuk menenangkan diriku sendiri.

Apa yang kau cari, sebenarnya..
Cinta atau semu semata..


Tidur siangku terganggu karna ada sms yang masuk. Ketika ku tengok layar handphone, tertera nama Ashilla. Langsung saja ku buka pesan yang sepertinya sedikit memaksa
‘fy gue ke rumah lo ya. Sumpek nih’ langsung ku ketik ok untuk membalas. Baru saja terkirim tiba-tiba pintu kamarku dibuka oleh seseorang. Aku melongo heran.

“udahlah fy, muka lo gak usah dijelek-jelekin gitu” kata shilla yg langsung mengambil posisi tiduran diebelahku
“Sialan lo, tumben siang2 GANGGU tidur gue?”
“bosen, oiyaa kenapa akhir-akhir ini si rio nyuekin gue ya fy” shilla mulai menumpahkan unek-uneknya padaku
“bukannya lo juga udah sering dicuekin?” tanya gue sarkatis tapi masih bernada ngeggoda
“iya, tapi ini beda. Dia kayak ngindarin gue. Bukan karna sibuk tapi… ya gitulah. Kayak orang yang ada pikiran fy”
“udahlah gak usah diambil pusing. Kalau pun iya, dia nggak bakal ninggalin lo kok”
“sumpah? Berani jamin apa lo fy?” tanya shilla berbinar kearahku.
Ah wajah itu. Yang selalu membuat aku berbohong hanya untuk mempertahankan binar di wajahnya.
“iya. Demi langit dan bumi deh” jawabku melucu
“padahal akhir-akhir ini gue ngerasa dia udah deket banget sama gue kayak waktu sd dulu” shilla meneruskan ceritanya
“SD? Maksud lo?” aku heran. Bukankah shilla mengenal rio baru-baru SMA ini
“gue belom cerita ya? Gue udah kenal sama rio dari SD. Sejak itu gue suka sama dia. Dan waktu SMA ini bareng lagi. Rasanya itu… entahlah tapi gue yakin dia bakal buat gue. Soanya sekolah disini kan banyak ya, buat apa gue ketemu dia lagi. Pasti Tuhan punya rencana kan fy?” shilla menggebu-gebu menceritakan semuanya padaku
“yah, pasti” aku hanya mengangguk setuju

Tuhan juga pasti punya rencana kenapa aku bisa masuk ke cerita kalian berdua kataku dalam hati.
Baiklah pemirsa, satu lagi yang ternyata salah, shilla lebih dulu menyukai rio dibanding aku. Dia lebih lama mengenal rio. Lalu apa alasanku untuk memiliki rio.

Kuberharap kau kembali, tak perlu hiraukan aku disini
Sewajarnya kau mencintainya


Rio mengirim sms kepadaku, memintaku untuk menemuinya ketika istirahat. Karna ini pula aku berbohong lagi pada shilla.
Tapi percayalah, setelah ini tidak akan ada lagi bohong kepada shilla mengenai rio.
“maaf yo telat” ucapku ketika sudah melihatnya duduk di bangku taman sekolah
“oke gak masalah kok fy kalo demi lo” rio mulai menatapku dalam
Ini dia yang selalu membuat pertahananku runtuh
“to the point aja. Mau ngomong apa yo?” aku mengalihkan topic
“soal yang gue bilang kemaren. Apa lo gak punya rasa yang sama buat gue?”
Aku hanya tersenyum tipis.
“kalo boleh jujur gue juga suka sama lo. Tapi lo gak perlu tau seberapa besar itu”
“serius? Trus sekarang kita jadian?” rio menatapku berbinar
“maaf yo gak bisa”aku cepat-cepat mengatakan ini
“kenapa?”
“karna shilla jauh lebih suka lo”
“trus kalo shilla jauh lebih suka gue kenapa?”
“gue gak mau nyakitin shilla”
“lo gak usah picik fy. Trus kalo posisi kita gini, gue harus suka sama shilla gitu?” tanya rio emosi padaku
“gak yo. Tapi emang lo suka sama shilla kok” kataku meyakinkannya
“atas dasar apa lo berani bilang gitu, jelas-jelas gue suka elo. Gue gak pernah sekesepian ini kalo dicuekin shilla, gue gak pernah ngerasa kesepian, tapi kalo lo yang nyuekin gue. Entah kenapa hari gue gak ada artinya. Trus atas dasar itu apa lo masih bisa bilang gue suka sama shilla?” rio berkata dengan penuh emosi
“itu karna shilla gak pernah nyuekin elo. Yang ada elo yang selalu nyuekin dia” kataku
Rio terdiam sesaat, aku meneruskan kata-kataku
“lo tau, waktu lo butuh shilla, dia selalu mencoba buat jadi orang yang terbaik didepan lo. Walaupun dia lagi gak mood, dia lagi sedih. Tapi kalo berhubungan sama lo, dia gak pernah nampakin itu. Gue sahabatnya yo. Gue yang tau semuanya” kataku lagi mencoba membuka pikiran nya.

Tiba-tiba hapeku berbunyi. Ada pesan masuk. Sms dari shilla
Fy, besok sore nonton pertandingan basket nya rio yu. Temenin. Gue tau dari temennya nih. Siapa tau kalo kita dateng dia jadi semangat

Aku tersenyum perih, shilla masih saja mengharapkan rio.

“nih yo, liat sms dari shilla” kataku menyerahkan hapeku padanya
Rio diam saja setelah membaca sms itu
“lo tau kan shilla sayang banget sama lo. Dan gue gak akan pernah bisa kayak dia. Gue gak akan pernah bisa seperhatian dia” kataku lagi

Aku takkan bisa, seperti dia.
Sampai kapanpun aku tak kan bisa seharusnya hatinya milikmu
Seutuhnya


“tapi fy, gue mau nya elo” kata rio padaku
“trus lo gak mau shilla?” tanyaku aneh tidak bisa meneruskan kata-katanya
“bukannya kayak gitu… gue cuman.. “ rio tidak bisa meneruskan kata-katanya

Aku takkan memaksamu karna kutau hatinya
Jangan sampai kau sesali dan kutak ingin semua terjadi


“gini ya yo, misalnya gue sama elo jadian. Trus lo mau jelasin ke shilla gimana?” tanyaku menantang
“gue bakal jujur kalo gue milih lo. Dan shilla pasti akan baik-baik aja fy. Dia pasti tetep akan jadi sahabat kita berdua” rio tersenyum ke arahku
“ya gue tau lo sangat mengenal shilla. Itu pun juga pendapat gue. Tapi yo ada satu hal yang perlu lo inget. Kalo kita nancepin paku ke kayu, mungkin masih bisa kita cabut, tapi bekas paku nya gak akan pernah ilang. Sama kayak ini, mungkin shilla masih bisa maafin kita. Tapi sakit hatinya gak akan pernah ilang” kata ku mencoba membuka matanya
“trus sekarang harus gimana?”tanya rio bingung

Kuberharap kau kembali
Tak perlu hiraukan aku disini
Sewajarnya kau mencintainya


“kita bisa kan Cuma jadi sahabat aja. Buka hati lo buat shilla. Lo pasti gak bakal nyesel. Dia udah ngarepin lo sejak SD” kataku lagi
“hah?” rio heran
“yaa dia udah suka sama lo dari SD”
“oke kalo memang ini yang terbaik buat semuanya. Gue bakal coba sama shilla”kata rio pada akhirnya

Aku tersenyum
“lo akan dengan sangat gampang kok suka sama shilla. Karna shilla emang baik buat lo” kata ku lagi
Aku memutuskan untuk pergi mengambil tas. Karna sekolah dipulangkan cepat hari ini.
Sebelum aku pergi, aku menyalami rio
“sahabat?” kataku
“iya sahabat” kata rio tersenyum padaku

Aku merasa lega dan berjalan kembali menuju kelas.
Didepan kelas, shilla sudah membawakan tas ku.

“kemana aja lo neng? Nih tas. Yuk pulang” kata shilla menggeretku

Tiba-tiba hape nya berbunyi, entahlah tapi telpon dari rio sepertinya. Karna setiap melihat nama itu tertera di layar ponselnya ekspresinya selalu berbinar seperti itu. Shilla mematikan telponnya setelah berbicara di telpon yang sangat singkat
“fy, rio ngajak balik bareng. Senengnya. Kayaknya dia udah gak ngindarin gue lagi deh”kata shilla padaku
“oyaa? Asiik. Cepet sana”kataku mendorongnya menjauh
“bentar, tapi lo pulang bareng siapa?”kata shilla padaku
“hey, gue bukan anak kecil yaa” aku memicingkan mata padanya. Dia terkekeh
“yuk bareng gue sama rio”katanya mengajak
“gak deh. Males gila jadi obat nyamuk. Udah cepet sana”kataku
“yaudah gue duluan ya sayang. Bye”kata nya seraya berlari ke parkiran
“bye” kataku tersenyum sambil melangkahkan kaki ringan menuju gerbang sekolah. Kebetulan hari ini aku jalan kaki
Etahlah, rasanya aku lega.

Hey mungkin ini maksud Tuhan memasukkan ku ke kisah shilla dan rio. Dia ingin aku menjadi penghubung mereka. Yah, sekarang aku mengerti. Segala sesuatu pasti ada maksudnya.


tiba-tiba keseimbanganku hilang, aku merasa di senggol oleh orang yang berlari tadi. Benar saja tubuhku jatuh ke tanah. Untung hanya berposisi duduk
Sepertinya orang yang tadi menabrakku berjalan kembali kearahku

“hey, maaf ya. Gue gak sengaja” dia mengulurkan tangan ke arahku
Aku menyambutnya, “oke gak masalah, tapi lain kali hati-hati” kataku membersihkan rokku

“oke, gue Tristan Juliano. Lo?” tanyanya padaku seraya mengulurkan tangan kembali mengajak bersalaman
Aku mendongakkan kepala
“gue Alyssa saufika. Panggil aja ify”kataku menyambut uluran tangannya.
“oke fy, nice to meet you” katanya tersenyum padaku

Hey senyumnya…

“nice to meet you too Tristan” balasku tersenyum padanya.

THE END